SLB Negeri Lamongan adalah satu-satunya SLB Negeri yang berada di kabupaten Lamongan, yang menjadi sentra layanan pendidikan khusus di kabupaten Lamongan, SLB Negeri Lamongan berdiri sejak tahun 1985 beralamat di jalan Mendalan No. 06 Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan dengan luas tanah yang sangat mendukung kurang lebih 29.400m, SLB Negeri Lamongan memiliki jumlah tenaga pendidik dan kependidikan 16 orang, dengan jumlah Pegawai Negeri Sipilnya 9 orang dan 7 guru tidak tetap, memiliki sarana gedung yang cukup untuk kegiatan belajar mengajar peserta didik berkebutuhan khusus yang berjumlah 91 dengan bermacam-macam kebutuhan antara lain: Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, Autis dan Double Handicapt (Tunaganda), keberadaan tempat tinggal peserta didik berkebutuhan khusus di SLB Negeri Lamongan tersebar dari beberapa penjuru, ada yang berasal dari kecamatan kota atau luar kecamatan, bahkan dari luar kabupaten juga ada, untuk menyikapi pemasalahan demikian, maka SLB Negeri Lamongan merupakan sekolah layanan khusus berasrama (Boarding school), yang mempunyai tujuan memberikan pelayanan penuh terhadap peserta didik berkebutuhan khusus baik di sekolah maupun di luar jam sekolah, para pembimbing asrama yang berasal dari sebagian dewan guru memberikan layanan secara prima, melatih anak-anak selesai pulang sekolah dengan kegiatan-kegiatan vokasional yang sudah diterima pada saat Jam kegiatan belajar mengajar, hal ini sesuai dengan Tujuan sekolah SLB Negeri Lamongan penjabaran dari visi-misi sekolah salah satunya adalah memberikan pelatihan kecakapan hidup (life skill) keterampilan vokasi. Untuk mewujudkan tujuan sekolah di SLB Negeri Lamongan, kami mendesain pendidikan keterampilan vokasi diberikan ruang dan waktu yang lebih dari cukup, dan itu tersurat dalam struktur muatan kurikulum perjenjang muai dari SDLB, SMPLB dan SMALB, bahwasanya jam pelajaran untuk pendidikan keterampilan yang mengarah kepada keterampilan vokasional diberikan sepenuhnya dengan tidak memaksakan, namun lebih mengarah kepada bakat dan minat peserta didik berkbetuhan khusus di SLB Negeri Lamongan. Hal ini sejalan dengan makna dari merdeka belajar yakni peserta didik memilih pelajaran yang diminati, sehingga peserta didik berkebutuhan khusus mampu mengoptimalkan kompetensinya dan bisa memberkan sumbangan yang terbaik kepada bangsa pada umunya dan kepada lembaga SLB Negeri Lamongan pada khususnya, dan guru kini tidak lagi berperan untuk menjalankan kurikulum saja namun menitik beratkan sebagai penjembatan antara kurikulum merdeka dan minat peserta didik, dalam hal ini adalah peserta didik yang memiliki hambatan baik fisik maupun mental. Macam-macam pendidikan keterampilan life skill vokasi di SLB Negeri Lamongan a. Tata rias Pembelajaran keterampilan tata rias, rata-rata diminati oleh peserta didik berkebutuhan khusus Tunarungu/bisu tuli, anak-anak Tunarungu sangat berbakat dalam berbagai macam keterampilan tangan, mereka sangat rapi dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan, apalagi dari segi seni, mereka lebih tertarik untuk mengapresiasikan apa yang ada dalam jiwanya melalui bahasa tubuh dan coretan seni, jam pembelajaran keterampilan vokasi untuk jenjang SMPLB kurang lebih 50%, dan untuk jenjang SMALB sebanyak 75%, hal ini diarahkan agar peserta didik berkebutuhan khusus yang memasuki jenjang lanjutan pertama memiliki bekal keterampilan sedini mungkin, sehingga membentuk karakter mandiri, setelah peserta didik melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas maupun perguruan tinggi. Tenaga pendidik untuk pendidikan tata rias di SLB Negeri Lamongan sudah mendapatkan sertifkat dari lembaga sertifikat profesi, jadi betul-betul sangat berpengaruh terhadap hasil, ini terbukti berkali-kali menjadi wakil kegiatan kompetisi LKSN kabupaten Lamongan ke tingkat Provinsi Jawa Timur, dan berkali-kali memenangkan lomba fashion dan tata rias karakter yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten Lamongan. b. Membatik Pendidikan keterampilan membatik di SLB Negeri Lamongan sangat diminati oleh peserta didik Tunarungu, Tunadaksa, dengan mendatangkan pelatih langsung dari sanggar Batik Lamongan, kemudian kami bekerja sama mengadakan pelatihan guru-guru yang memegang mapel keterampilan untuk berlatih secara intennsif yang hasilnya untuk diterapkan kepada peserta didik berkebutuhan khusus, dan berkali-kali memenangkan lomba desain batik baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat provinsi, bahkan hasil desain batik dibeli oleh bapak bupati Lamongan dan dipatenkan menjadi batik khas Lamongan yaitu iconnya Bandeng lele, salah satu pendesainnya adalah peserta didik SLB Negeri Lamongan. c. Tata Boga Pendidikan Keterampilan Tata boga, diberikan kepada semua peserta didik berkebutuhan khusus di SLB Negeri Lamongan, banyak produk makanan yang dihasilkan dari peserta didik berkebutuhan khusus baik tunarungu, tunadaksa, maupun tunagrahita, antara lain membuat kue nastar, donat, bolu kukus, teh dari daun kelor dan semua produk baik dari tata boga, tata busana, keterampilan vokasi lain sudah sering dipamerkan dalam even vokasi istimewa dan juga dipasarkan melalui market pleace ON CLASS binaan dari kepala bidang PKLK Provinsi Jawa Timur. 3. Kesimpulan Dari beberapa kegiatan keterampilan kecakapn hidup/life skill diatas, maka SLB Negeri Lamongan dengan segala programnya mempersiapkan peserta didik berkebutuhan khusus menjadi PDBK yang mandiri untuk mampu berkompetisi dalam segala bidang, khusus bidang entrepreneur. Kompetensi entrepreneur harus dimiliki oleh peserta didik berkebutuhan khusus melalui pembinaan dari tenaga-tenaga ahli di SLB Negeri Lamongan, sehingga mampu mencetak mutu lulusan SLB Negeri Lamongan yang tidak bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi (PT), sehingga peserta didik berkebutuhan khusus mempunyai skill untuk mengarungi kehidupan. SLB Negeri Lamongan salah satu 9 lembaga SLB Negeri di Provinsi Jawa Timur yang mendapatkan blockgrent Lembaga Sertifikasi profesi (LSP) dari kementrian pendidikan dan kebudayaan, Sekolah mempersiapkan seluruh tenaga pendidik dengan mengadakan MOU kepada lembaga keterampilan vokasi terdekat dan bermitra kepada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri untuk mensukseskan program peningkatan kompetensi keahlian, sehingga sudah tidak diragukan lagi program kewiruasahaan dengan menerapkan nilai-nilai kewirausahaan kepada peserta didik berkebutuhan khusus sehingga peserta didik berkebutuhan khusus mempunyai jiwa entrepreneur. Salah satu kegiatan kewirausahaan disekolah dapat diimplementasikan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri. Peserta didik berkebutuhan khusus tidak hanya cerdas di teori saja, tetapi juga cerdas dan siap terjun didunia bisnis. Diera globalisasi ini penuh persaingan dengan ketat, untuk dapat bertahan didunia persaingan ini , tentu peserta didik berkebutuhan khusus yang memiliki kreatifitas dan inovasi yang tinggi yang dapat mengambil dan membuka peluang serta kesempatan untuk maju bersaing didunia Kerja. Peserta didik berkebutuhan khusus membuka potensi yang ada dalam dirinya untuk menciptakan kreasi produk sehingga bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Program kewirausahaan dimaksudkan sebagai salah satu upaya memberi bekal kepada peserta didik berkebutuhan khusus agar mereka memahami konsep kewirausahaan, memiliki karakter wirausaha, mampu memanfaatkan peluang, dan mendapatkan pengalaman langsung berwirausaha, serta terbentuknya lingkungan sekolah yang berwawasan kewirausahaan.